kontroversi Global Ikhwan yang merupakan Metamorfosis Darul Arqam

Beberapa waktu lalu, Bandung dibuat heboh, bukan karena kelakuan geng motor tetapi ada kegiatan yang lain dari pada lain yang membuat heboh para istri atau perempuan yang kontra pada poligami. Dengan dilauchingnya klub poligami oleh kelompok yang bernama Global Ikhwan. Klub ini sudah lama hadir di Indonesia.

Klub asal Malaysia ini telah membuat komunitas di daerah Sentul, Bogor, Jawa Barat sejak 9 tahun lalu. Mereka, kurang lebih meliputi 24 keluarga yang mukim
terpencar-pencar di cluster Victoria, Udayana, Bukit Golf, dan Amsterdam di
kawasan Bukit Sentul. Jumlah itu tersebar dalam 18 rumah dengan penghuni
sekitar 100 orang.

Persoalan poligami memang telah menimbulkan pro dan kontra di Indonesia.
Pro-kontra soal poligami memang bukan kali ini saja muncul. Beberapa waktu lalu Puspo Wardoyo, pemilik sebuah restoran terkenal bahkan sempat diprotes. Penyebabnya, restoran yang dikelolanya menyajikan minuman bernama jus poligami. Padahal kandungan dalam jus tersebut tak terlalu istimewa, seperti buah jambu merah, alpukat dan sirsat dicampur es.

Islam sendiri tidak malarang umtanya berpoligami, asalkan memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya mampu berbuat adil. Deputi Kajian Wanita, DPW PKS Jabar, Ani Rukmini, menyatakan, kehadiran klub poligami tersebut hanya untuk mencari popularitas. Dia menyatakan, Islam tidak mengajarkan pembentukan klub sebuah komunitas yang berpoligami. Pihaknya mengkhawatirkan, keberadaan klub poligami itu bisa mendeskriditkan citra Islam. Dia menjelaskan, poligami memang tidak dilarang oleh Islam. Namun, jelas dia, niat dan tingkat kehalalannya harus memenuhi kritesia syariah Islam.

Sebenarnya kita tidak perlu meributkan masalah poligami itu sendiri, tetapi yang perlu dikatahui siapa dan apa Global Ikhwan yang mendklarasikan klub Poligami itu sendiri. Anggota Klub Poligami Global Ikhwan mayoritas adalah eks anggota kelompok Darul Arqam yang telah dibubarkan oleh pemerintah Malaysia sekitar 1991. Untuk di Indonesia sendiri, baru ada 36 anggota yang masuk klub ini.

Dulu, anggota Darul Arqam sangat mudah dikenali. Laki-lakinya berjubah hitamdan berserban hijau. Sedangkan perempuannya bercadar, juga dengan jubah
hitam. Kostum ini tak diteruskan , mereka kini tak berpakaiankhusus. Barangkali, karena itulah saat ini kelompok ini tak mudah dikenali. Namun sebenarnya kelompok ini mudah dikenali karena dari dahulu hingga kini cara merekrut anggota baru masih memnggunakan pola yanga sama, yaitu kemudahan berbisnis dikalangannya dan program poligami serta hidup berkelompok.

Wakil Ketua Pembina Yayasan Dakwah Malaysia Indonesia Datuk Mohd Nakhaie Ahmad mengaku kaget Global Ikhwan ramai dibicarakan di Indonesia.
Sebab di negara asalnya, Malaysia, Global Ikhwan tidak begitu dikenal.
Menurutnya Global Ikhwan yang ada di Malaysia merupakan pecahan Darul Arqam. Keberadaan Darul Arqam sendiri sudah dilarang pemerintah Malaysia karena dianggap aliran sesat. Global Ikhwan, merupakan kamuflase karena banyak yang tidak tahu Global Ikhwan bergerak di bidang perniagaan. Itu hanyalah kamuflase, pembiasan.

Sebenarnya ajaran darul arqam ini juga Majelis Ulama Indonesia sendiri pada pada tanggal 7 Shafar 1415 H./16 Juli 1994 saat mengadakan Silturrahim Nasional di Pekanbaru bersamaan dengan Musabaqah Tilawatil Quran Tingkat Nasional.Dalam Silaturrahim Nasional tersebut diperoleh kesepakatan dinataranya Darul Arqam yang inti ajarannya Aurad Muhammadiyah adalah faham yang menyimpang dari aqidah Islam serta faham yang sesat menyesatkan.

Gerakan darul arqam ini mempunyai dana yang kuat. Sebelum dilarang mereka sudah mampu membuat beberapa pabrik di malaysia. Saat ini di indonesia darul arqam masih saja bisa berkembang dengan nama lain mereka berlasan bukan mengajarkan ajarannya tetapi bergerak dibidang ekonomi. Masyarakat jangan tergiur dengan ajakan kemudahan poligami oleh kelompok ini, karena merupakan kedok mereka untuk mudah merekrut pengikut baru. Diharapkan MUI untuk tetap menyelidiki dan mempelajari kelompok ini, agar masyarakt khususnya umat Islam menjadi jelas terhadap keberadaanya apakah sesat atau tidak, karena di Malaysia kelompok ini sampai saat masih terlarang dan dianggap sesat

sumber, dan kutipanĀ  “mibar opini”