MATINYA IRMA MASJID KAMI

0560521Dulunya saja saat pertama kali pembentukan mereka sangat bersemangat, seluruh agenda dan kegiatan telah disiapkan bahkan mereka berangan-agan akan memboking seorang ustadz terkenal yang malang melintang distasiun tv local untuk mengisi ceramah hari-hari besar, namun kenyataannya berkata lain, bak panggang jauh dari api, setelah pihak yayasan masjid menyepakati akan menanggung biaya untuk membayar ustadz dan tenaga pengajar lainnya yang mengajar para remaja masjid, namun apa, lancur??, ternyata tidak sama sekali, memang mereka awalnya bersemangat, apa lagi saat berlatih rebana (terbangan) yang ku tau waktu itu belum ada gurunya, mereka bersemangat sekali dalam berlatih bahkan mereka lupa waktu istirahat, jam yang seharusnya telah selesai dalam latihan namun mereka menambah porsi latihan, lambat laun mereka mengeluh juga karena proposal yang mereka ajukan untuk membeli alat rebana belum juga cair, jangankan turun dananya, tanggapan dari pihak yayasan untuk menyetujui proposal tersebut tidak ada hasil, belum lagi belum dibayarnya honor pengajar santri perempuan, aku dan ketua irma jengkel bukan kepalang, setiap menghadap perwakilan yayasan masjid, mereka selalu saja bilang bahwa ketua yayasan masjid meminta proposal yang lebih rinci, lebih rinci??, lebih rinci apa lagi gumamku suatu waktu aku dan ketua irma menghadap kepada perwakilan yayasan, mungkin sudah tak terhitung aku membuat proposal untuk meminta dana, mereka anggota irma sangat kecewa berat, akibat selalu saja proposal yang diajukan tidak pernah di tanggapin oleh yayasan masjid, bahkan ada dari salah satu anggota irma yang mengajak vakum, namun untunglah ketua irma kami sangat bijak, dia beranggapan jika vakum akan memperkeruh keadaan dan bisa-bisa irma yang sudah terbentuk akan bubar, bukankah hal semacam itu tidak diinginkan, ujar ketua irma kami waktu itu, tapi akhirnya lambat laun karena memang tidak ada kegiatan lain selain berlatih terbangan, sedangkan alat yang untuk di pake untuk terbangan belum ada karena memang dananya belum cair akhirnya irma kami mati juga, sebenranya sich tidak mati, namun lebih tepat mati suri, karena untunglah masih ada akhwatnya yang masih setia belajar di masjid tersebut, meski pembayaran gaji ustadzhahnya menunggak lebih dari 1 bulan, yang masih bisa membuat ketua irma kami menepuk dada jika suatu hari pihak yayasan menanyakan kenapa tidak ada kegiatan di masjid. Waktu demi waktu, hari demi hari pun berjalan namun tanpa adanya kegiatan dimasjid tersebut, ternyata apa yang aku takutkan selama ini ternyata terjadi juga, irma itu akhirnya vakum, kevakuman yang terjadi terbilang cukup lama hingga suatu hari pihak perwakilan yayasan masjid memberikan dana untuk membeli alat terbangan, usut punya usut sich, ternyata beliau memberikan kami dana bukan karena mereka menyetujui proposal yang pernah kami ajukan, melainkan beliau terpikat dengan kemahiran kami dalam bermain terbangan yang pernah kami buktikan dalam sebuah acara seminar keagamaan (tadabur) yang pernah kami laksanakan di masjid tersebut, aku juga tidak tau dananya berasal dari mana, sebab yang ku tau beliau memberikan kami dana untuk membeli alat terbangan untuk mengisi acara pernikahan anak beliau yang ingin anaknya di arak saat pernikahan nanti, memang sudah menjadi tradisi di kota palembang jika sang pengantin akan menikah maka harus diarak terlebih dahulu, aku juga tidak tau kapan tradisi ini pertama kali bermula, sebab aku bukanlah asli orang palembang, namun aku sangat bangga dengan palembang. Dana sudah turun dan alat terbangan sudah terbeli, bukankah seharusnya sudah bisa mulai latihan, ternyata tidak juga, kevakuman ternyata masih saja terjadi, irma kami masih juga tertidur panjang dan belum juga bangun, di tengah kegelisahan tersebut, munculah sang ketua irma kami yang mengajak kami berlatih kembali, ya pada akhirnya kami berlatih juga, aku tau ketua irma kami memiliki jiwa pemimpin meski ditengah kesibukannya membuat skripsi tugas akhir kuliahnyat namun dia masih menyempatkan diri untuk membangunkan kembali irma yang telah tidur panjang, irma telah terbangun kembali tapi hanya latihan t saja yang masih eksis, sedangkan latihan-latihan keagamaan yang lain otomatis vakum, benar benar mati istilah kasarnaya sebab tidak pernah ada kegiatan tersebut, latihan terbanganpun kadang sering tidak pada jadwalnya, namun di balik semua itu aku pernah mengutarakan niatku pada ketua irma bahwa harus diadakan revolusi didalam irma tersebut agar irma yang sudah susah payah terbentuk agar tetap eksis, maksudnya bukan perubahan yang ada pada tubuh irma melainkan, harus adanya acara besar sehingga bisa meningkatkan animo para remaja sekitar yang ingin bergabung dengan irma, aku tau dan aku sadar bukan pekara gampang mengadakan even besar, selain sulit tembusnya proposal yang akan di ajukan ke pihak yayasan, rasanya semua anggota irma juga kurang mendukung diadakan even-even besar, dari situlah ketua irma yang pernah beberapa waktu lalu aku sampaikan ideku untuk diadakan even besar lagi, karena sudah lama tidak menagadakn even besar lagi, menolaknya dengan berbagai pertimbangan, yang salah satunya mungkin kesibukannya membuat skripsi kuliahnya. Waktupun berjalan dengan sendirinya, latihan yang kami jalankan masih tetep eksis meski kadang sering tidak melakukan latihan, aku terkadang merenung teringat saat pertama kali irma terbentuk, betapa semangatnya para anggota irma dalam berlatih dan belajar, namun tampaknya hal semacam itu akan menjadi kenangan masa lalu, tapi aku sangat merindukankannya, bersama kita berlaih dan belajar dengan penuh semangat. Semaoga lewat tulisan ini semua anggota irma termasuk juga aku dapat tergugah lagi semanganya hingga irma yang telah terbentuk tidak memjadi beku seperti saat ini, sebab irma dapat dijadikan wadah organisasi pemuda yang dapat meminimasikan kenakalan remaja.

*IRMA (Ikatan remaja masjid)