Malam terasa dingin di penghujung februari
Hujan terus mengguyur bumi
Lampu tua kota melahirkan cahaya indah karenanya
Kunikmati setiap rinainya
Seperti meneguk rindu dicerut kerinduan
Ridu yang berkarat pada seseorang yang telah lama hilang
Pernah sekali ku coba
Abaikan rindu ini dan erus melangkah
Tapi rinduku bagai bayangan
Merekat eradan mengikuti kemanapun langkah berpijak
Satu hal yang baru tentangmu yang ku tau
Ternyata kau ak mudah dilupakan
Februari akan segera berganti
Hujan kan mengalah pada hangatnya sinar sang menari
Seiring musim yang bergulir
Kangen ini justru makin menjadi
Aku kian menginginkanmu dalam dingin hujan di penghujung februari
Dalam spuan hangat menari sore
Dalam malam panjang dan sepi
Dalam keramaian tak terkendali
Dalam setiap deru nafas dan waktu, aku tetap menginginkanmu
budirich said,
10 Desember 2008 pada 8:56 AM
ngambek puisi wong to e, bikin dwek oi,, biar kreatif..hwhhweheh
warto kaka said,
12 Desember 2008 pada 10:24 AM
woi es ini puisi aki deweg
sory coy aku udah tobat, kopy paste